17.12.07

Ku ingin memujimu...

Nadaku musnah…
Kataku kelu membelit lidah
Pada setiap rasa
Hadirku seperti sampah

Cintakah seperti ini???
Sedang langit diluar sanapun semakin menjauhi…
Semakin luka semakin tak tergapai
Dan tersisip aku didalamnya sunyi

Sayangku…
Sudahlah…
Cintaku…
Pergilah…

Aku bosan dengan kehampaan
Semakin duka aku dengan kepalsuan
Biarlah kudiami saja lorong ini sendiri
Tuk merintih dalam kosong dan terlukai
Bersama mimpi…

Memandang indahmu di ruang waktu yang berbeda…

Jakarta, 30 November 2007


Sepertinya mentari sedang terluka
Memerah, gelisah dalam gundah
Dan akupun demikian
Karena merindukanmu bukanlah pilihan
Saat inginku lebih dari sekedar kerinduan
Tuk menghampirimu tanpa keraguan
Dan kupetikkan untukmu
Sekuntum rembulan

-R-

Berarti telah sewindu kita tak bertemu
Bila kuhitung sejak mula kau membenciku
Hingga saat kau menyumpahi adaku
Dan kau tusukkan kepedihan
Kedalam kalbu
Namun bila sewindu kedepan nanti
Kau masih jua tak memahami
Rasa ini, yg dariku tak jua beranjak pergi
Yakinlah… kukan tetap menanti...
Sumpahmu sewindu lagi

-R-

Bukannya langit tak mencintai Bumi
Tapi memang takdir cintanyalah yang begini
Maka bila saja langit hatimu terlalu tinggi tuk kugapai
Aku masih dapat memahami…
Dan aku yakin kaupun sesungguhnya mencintai
Hanya saja bumiku terlalu gelap untuk dapat kau singgahi

-R-

Seanggun maharani
Sekuntum cinta kupetikkan hanya untuknya
Tak memilukan… hanya butuh sedikit kesabaran
Karena mungkin ia malu pada rindu yg ia rasakan
Dan rasa itu bergetarnya sangatlah perlahan
Tak mudah tercium
Oleh hati yang tak tersucikan
Dan hanya kepadaMu akan segalaMu
Aku menuhankan

-R-

Jakarta, 20 November 2007

14.12.07

Jari tengah buat bangsa(t)ku

Bangsa(t) ku…

Kini terbaring luka melulu

Meradang dalam sepi tersembunyi

Luka menganga tak terobati


Aku sedih…

Dan sayangnya kau hanya bisa berdalih

Pada setiap luka yg kau derita

Terselip tinggi menggunung pamrih


Bila bukan karena aku terlahir disini

Pastilah aku telah pergi

Entah kemana tak kupeduli

Menghindarimu tak tertahankan lagi


Aku malu…

Tak sudi aku…menjadi bagian kekinianmu

Menjelang ajal menjemput kekal

Kusembahkan untukmu,

Seruas jari tengahku…

Selamat mati bangsa(t) ku!!!